Islam Dan Haji Ke Mekkah
Dari ujung Laut Mediterania hingga Sungai Indus, umat beriman mendekati kota Mekah. Semua memiliki tujuan yang sama untuk beribadah bersama di tempat suci umat Islam yang paling suci, Ka'bah di Mekah.
Salah satu pengelana tersebut adalah Mansa Musa, Sultan Mali di Afrika Barat. Mansa Musa telah mempersiapkan diri dengan matang untuk perjalanan panjang yang akan ia dan para pengawalnya lakukan.
Dia bertekad untuk melakukan perjalanan tidak hanya untuk pemenuhan agamanya sendiri tetapi juga untuk merekrut guru dan pemimpin sehingga wilayahnya bisa belajar lebih banyak dari ajaran Nabi.
– Mahmud Kati, Babad Sang Pencari -
Wikipedia menyebut Musa seorang Muslim yang taat, ziarahnya ke Mekah (haji), membuat namanya dikenal di seluruh Afrika Utara dan Timur Tengah.
Bagi Musa, Islam adalah "sebuah pintu masuk ke dunia budaya Mediterania Timur". Dia akan menghabiskan banyak waktu untuk mendorong pertumbuhan agama di dalam kerajaannya.
Musa melakukan ziarah antara 1324 dan 1325 mencakup 2.700 mil. Dilaporkan saat berangkat membawa, termasuk 60.000 pria, semua mengenakan brokat dan sutra Persia, termasuk 12.000 budak, masing-masing membawa 1,8 kg (4 pon) batangan emas serta bentara berpakaian sutra, yang membawa tongkat emas, kuda terorganisir, dan tas tangan.
Musa menyediakan semua kebutuhan untuk prosesi, memberi makan seluruh rombongan manusia dan hewan. Hewan-hewan itu termasuk 80 unta yang masing-masing membawa 23–136 kg (50–300 pon) debu emas.
Musa memberikan emas itu kepada orang miskin yang ditemuinya di sepanjang perjalanannya.
Musa tidak hanya memberikan ke kota-kota yang dia lewati dalam perjalanan ke Mekah, termasuk Kairo dan Madinah, tetapi juga memperdagangkan emas untuk suvenir.
Dilaporkan bahwa ia membangun masjid setiap hari Jumat.