Begini Perawatan Singo Edan, Murai Batu Antik Sarat Prestasi

Sedang Populer

Warnabiru.com - Mas Yus YNWA Malang beberapa waktu lalu, sempat mengutarakan, murai batu Singo Edan usai ditake over hingga berjalannya waktu, penampilannya tetap stabil bahkan terus membanggakan.

"Pertama beli, langsung saya bawa ke Kopdar SMM di Gagak Sakti Gresik, main cuman dua kali dapat juara satu dua kali pula. Setelah itu, di Malang, saya mainkan di Harmoni Cup, kembali mengulang prestasi dengan mencatatkan hattrick. Lanjut BnR Award dan di Bung Tomo Cup Sidoarjo. Kemudian Piala Kerajaan Kediri juara dua, empat, lima, serta Kopdar SKN di SHR juga bawa pulang tiga tropi," tandasnya.

Itu artinya, Singo Edan bisa dikatakan juara lintas EO, sedangkan Yus sedikit merendah dengan berujar, dirinya senang adu kualitas burung terutama di event event besar.

"Ya memang seperti itu, saya senang adu kualitas sekaligus mengetes kemampuan Singo Edan saat berkumpul dengan burung bagus lainnya. Untuk itu, saya usahakan, seumpama bisa, tak ada halangan ya datang," papar Mas Yus.

Saat ditanya bagaimana rawatan harian Singo Edan, agar bisa stabil berjibaku dalam event tiap minggunya. Mas Yus menjawab jika Singo Edan tergolong burung agak 'antik' karena masa mabungnya durasinya 6 sampai 7 bulan.

"Rawatannya, mandi tiap hari, jangkrik lima pagi, sore juga sama lima serta kroto dua hari sekali," lanjutnya.

Rutin mandi tiap hari seperti itu, kapan waktu pastinya, pagi, sore atau malam? "Pokok pagi, habis jemur Singo Edan wajib mandi," jawabnya.

BACA JUGA:  Selain Menyehatkan, Daun Kelor Juga Bisa Bikin Perkutut Cepat Manggung

Bisa jadi, rutin mandi tiap hari menandakan karakter burung yang fighter. Itulah kenapa, selama dirawat, Singo Edan tidak bisa kumpul satu area dengan burung murai batu lainnya dan diletakkan di dalam sangkar kohsan, bukan seperti yang dipakai saat lomba.

"Pakai sangkar kosan dengan satu pangkringan saja. Hari Kamis ketika mau lomba, baru dipindah ke sangkar sesuai event yang akan diikuti. Alhamdulillah meski gonta ganti sangkar Singo Edan enggak rewel dan tampil stabil," ujar Yus.

Saat berada di arena lomba, untuk menyiasati cuaca, Yus cuma menyemprot kerodong menggunakan spray, jangkrik tetap diberikan seperti biasa dan waktu hujan Singo Edan diberikan ulat hongkong sebagai penghangat badan.

Di akhir pembicaraan, saat tiba di lapangan, tidak jarang tim YNWA harus ngalahi mencari paddock agak menjauh dari burung peserta lainnya.

"Karena Singo Edan, fighternya terlalu tinggi jadi kita yang harus cari tempat yang steril dari suara murai peserta lainnya. Kalau sampai enggak nemu tempat, resikonya saat hendak naik kelas, karena sudah bongkar bongkar materi, fighternya jadi berkurang," pungkas Yus.

 

 

 

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Rekomendasi Untuk Anda

Sedang Populer