10 Hari 1.5 Juta Orang, Krisis Pengungsi Ukraina Paling Cepat Sejak Perang Dunia II

Sedang Populer

Ukraina - Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi menyatakan sebanyak 1,5 juta orang Ukraina telah melarikan diri dari perang ke negara-negara Eropa lainnya dalam sepuluh hari pertama sejak Rusia menginvasi negara tersebut.

"10 hari. 1,5 juta orang. Sekarang ini adalah krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat sejak Perang Dunia II. Dalam beberapa hari sudah jutaan orang yang datang, lebih banyak nyawa akan tercabut, kecuali ada pihak yang segera mengakhiri konflik yang tidak masuk akal ini,“ ujar perwakilan PBB kepada laman SchengenVisaInfo.

Berdasar catatan mereka, sejumlah besar orang Ukraina telah melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Hongaria, Polandia, Rumania, Slovakia, serta wilayah Eropa lainnya.

Hingga saat ini, media lokal mengabarkan pihak berwenang di Hongaria telah menampung lebih dari 140.000 pengungsi dari Ukraina.

Pada saat yang sama, invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan total 800.000 pengungsi mencapai negara tetangganya, Polandia.

Pada tanggal 5 Maret, pihak berwenang di Rumania mengumumkan bahwa mereka menerima lebih dari 50.000 pengungsi dari Ukraina dalam dua hari terakhir saja.

Adapun Slovakia, mengumumkan bahwa pada minggu pertama, hampir 70.000 pengungsi mencapai negara mereka.

“Gelombang utama pengungsi belum dimulai. Dan itu akan jauh, jauh lebih besar. Tapi kami siap, kami dapat menampung puluhan ribu pengungsi dari Ukraina di negara kami,” kata seorang pejabat dari kantor kepresidenan Slovakia, seperti dilansir laman berita DW.

Selain negara tetangga, negara-negara Eropa lainnya juga bersiap menyambut gelombang besar pengungsi Ukraina.

Baru-baru ini, pihak berwenang di Jerman telah mengumumkan bahwa mereka akan menerima pengungsi dari Ukraina, terlepas dari kebangsaan mereka. Keputusan seperti itu dikonfirmasi Nancy Faeser selaku Menteri Dalam Negeri Jerman .

BACA JUGA:  Tips Menghindari Penyalahgunaan Data Pribadi Ala DANA Tech Talk

Faeser menekankan kondisi saat ini, kewarganegaraan bukan pertimbangan utama pemerintahan Jerman untuk menerima pengungsi dari Ukraina.

“Kami ingin menyelamatkan nyawa dan itu tidak tergantung paspor,” tegas Faeser, seperti dilansir Deutsche Welle.

Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan banyak asosiasi dan organisasi mengutuk agresi militer Rusia.

Komisi Perjalanan Eropa (ETC) mengatakan bahwa agresi militer oleh otoritas Rusia membuat mereka merapatkan barisan dan menyatakan solidaritas untuk Ukraina.

Komisi Uni Eropa mengumumkan penangguhan kerja sama dengan Rusia dalam program kerja sama lintas batas Instrumen Lingkungan Eropa, termasuk program Laut Baltik Interreg.

Komisi Eropa juga menyarankan untuk mengaktifkan Arahan Perlindungan Sementara untuk membantu Ukraina.

Proposal tersebut berarti bahwa UE akan membantu pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari perang dengan memberi mereka izin tinggal sekaligus memberi akses ke pendidikan serta peluang pekerjaan.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Rekomendasi Untuk Anda

Sedang Populer