Jamaah Umroh Sudah Berangkat, Hotel Di Makkah Dan Madinah Kok Masih Banyak Yang Tutup?

Sedang Populer

Warnabiru.com - Seperti kita tahu, untuk Bandar Udara Internasional Juanda Sidoarjo saja, sudah memberangkatkan 2 kloter jamaah umroh, namun humas BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) dalam laman resminya, Selasa (15/3), menyebutkan jika hotel di Makkah dan Madinah masih banyak yang tutup.

Sudah sepatutnya kondisi di Makkah dan Madinah mulai dipadati jamaah setelah Pemerintah Arab Saudi menghapus aturan masuk yang mengharuskan karantina dan PCR.

Namun berdasar fakta di lapangan, hotel-hotel di sekitaran dua masjid suci, belum banyak yang buka untuk disewa.

“Saat ini memang hotel di sekitaran Madinah dan Makkah, yang ada di sistem masih sedikit,” papar Tri Winarto pemilik travel Firdaus Mulia Abadi (Firdaus Tour) , saat diminta menggambarkan kondisi terkini di Arab Saudi, Senin (14/3).

Dikatakan pula, saat ini hanya hotel yang masuk di sistem Booking Reference Number (BRN) di muasasah yang boleh beroprasional melayani jamaah menginap.

Sementara hotel  tanpa BRN belum bisa buka karena menyangkut perizinan.

Menurutnya sangat beresiko bagi penyewa (travel) dan pihak yang menyewakan jika hotel tersebut tidak memiliki sistem di BRN, namun tetap menerima tamu. Otoritas menyebutkan hanya hotel yang masuk sistem BRN yang boleh beroperasi.

“Sebenarnya ada yang dibuka tapi belum masuk sistem BRN , namun sangat beresiko atau bahaya untuk diambil, karena berarti melanggar ketentuan Saudi,” papar Tri.

Lebih lanjut, BRN adalah sistem pembelian hotel yang dilakukan oleh travel ke Muassasah. Artinya hotel-hotel yang ada di sistem BRN itulah yang mesti disewa pemilik travel umroh sebagai tempat penginapan jamaah.

BACA JUGA:  Biar Tidak Zonk, Simak 7 Cara Kenali Investasi Bodong

Untuk itu, penting bagi pemilik travel untuk menjalin hubungan kerja sama dengan muassasah untuk mengetahui hotel-hotel mana saja yang sudah diizinkan beroperasi oleh otoritas Saudi.

Dan hotel yang diizinkan buka harus memberikan update di sistem termasuk BRN.
Tri menyebutkan banyak hotel yang buka tetapi tidak berada dalam sistem BRN sehingga hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi para pihak penyewa.

“Sehingga mereka, hotel hotel tersebut operasi-nya ilegal,” tambah Tri.
Disarankan, tidak perlu menyewa hotel yang tidak ada di sistem BRN, resikonya bayar bisa, tapi tidak bisa ditempati.

“iya semacam itu, resiko uangnya hilang. Itulah kenapa saya menyarankan kepada teman-teman untuk hati-hati,” tandas Tri.

Apalagi, jelang high season di bulan Ramadhan dan awal Syawal, animo masyarakat untuk umroh pasti meningkat. Semua pihak pasti memanfaatkan dua momen ini untuk mendapat keuntungan.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Rekomendasi Untuk Anda

Sedang Populer