Agribisnis Warnabiru.com - Tanaman hidroponik adalah tanaman yang ditanam pada media utamanya berupa air. Akhir akhir ini bisnis tanaman hidroponik sangat digemari oleh berbagai kalangan, ini dikarenakan potensi keuntungannya sangat tinggi. Prospek pasar yang masih bagus dibarengi dengan stok yang masih sedikit membuat peluang bisnis tanaman hidroponik terbuka lebar.
Bisnis ini pun cocok dilakukan di semua daerah, tidak hanya di dataran tinggi dengan iklim sejuk. Kalian yang tinggal di perkotaan panas penuh polusi pun dapat mencoba mencari peruntungan dengan membudidayakan sayuran secara hidroponik. Terlebih di daerah perkotaan kebutuhan pemasokan sayuran terus meningkat dari waktu ke waktu. Sehingga potensi penjualan akan lebih tinggi.
Peluang Bisnis Tanaman Hidroponik
Bila kalian ingin mencoba bisnis tanaman hidroponik ini, tak ada salahnya untuk memahami beberapa poin-poin yang kami ulas di bawah ini. Karena bisnis apapun namanya tentu akan berbeda hasilnya antara orang satu dengan lainnya. Jangan mudah tergiur dengan hasil ratusan juta per bulan seperti yang didapatkan orang lain. Berikut beberapa ulasan seputar peluang bisnis tanaman hidroponik yang dapat kalian pahami:
Apa itu Hidroponik?
Hidroponik atau disebut juga sebagai soilless culture merupakan kegiatan bidang pertanian berupa pembudidayaan tanaman baik sayuran maupun tanaman buah dengan memanfaatkan air sebagai media utama dan tanpa menggunakan tanah. Beberapa media lainnya yang menjadi penunjang tanaman hidroponik adalah rockwoll, arang sekam, sabut kelapa, busa / spons, pasir, kerikil, batu apung, dan dedaunan kering.
Dikarenakan tanaman tidak menggunakan tanah, maka akar tanaman akan menyerap nutrisi dari air itu sendiri. Untuk itu kebutuhan nutrisi dan pupuk harus selalu terjaga agar pertumbuh kembangan tanaman selalu bagus. Budidaya secara hidroponik sangat cocok untuk daerah dengan kondisi pengairan yang kurang bagus, karena kebutuhan air hanya kurang dari 10% bila dibandingkan dengan budidaya konvensional menggunakan tanah.
Kelebihan Budidaya Hidroponik
Berikut beberapa kelebihan budidaya hidroponik :
- Tidak butuh lahan yang besar
- Tidak memerlukan tanah
- Kebutuhan pupuk dan nutrisi lebih sedikit
- Kebutuhan air lebih sedikit
- Bisa dipadukan dengan ternak ikan
- Sayuran lebih bersih dan sterril
- Tidak membutuhkan banyak perawatan
- Tidak tumbuh gulma
- Hasil panen lebih banyak
- Pemanenan lebih mudah
Jenis Sayuran yang Memiliki Prospek Bagus
Tidak semua jenis sayuran hidroponik laku di pasaran. Kita wajib mempertimbangkan terlebih dahulu mana saja jenis sayuran yang laris untuk dijual di daerah kita dan mana yang tidak. Biasanya sayuran yang laris adalah yang paling banyak digunakan untuk industri makanan, seperti warung makan dan restoran. Karena sektor inilah yang paling banyak kebutuhannya.
Baca juga: Strategi Pemasaran Tanaman Hidroponik di Indonesia. Optimalkan Omset Penjualan
Beberapa diantaranya adalah sawi, bayam hijau, bayam merah, kangkung, caysin, pakchoy, selada hijau, selada keriting, cabai, bawang daun, seledri dan tomat. Jenis sayuran yang diinginkan pasar pun berbeda, untuk rumah makan tertentu biasanya membutuhkan lebih banyak sayur jenis baby, yaitu yang masih sangat muda. Misalnya baby pakchoy, baby bayam merah, dan baby sawi.
Penentuan Lokasi Usaha yang Tepat
Memulai usaha ini bisa dilakukan langsung dari pekarangan rumah. Lahan dengan luas 25 m2 saja sudah cukup untuk bisnis hidroponik. Namun bila ingin dalam skala yang lebih besar, kalian bisa sewa lahan di tempat yang lebih besar, ini akan lebih menunjukan keseriusan dan kesiapan dalam berbisnis.
Bila modal terbilang minim, tidak perlu dibuat greenhouse. Cukup kelilingi dengan jaring dan jika perlu bagian atas diberi paranet untuk tanaman sayuran yang kurang beradaptasi dengan panas dan air hujan berlebihan. Yang terpenting kebutuhan air di tempat usaha selalu tercukupi, termasuk saat musim kemarau. Begitu pula listriknya diusahakan selalu stabil, karena bila tanaman tidak teraliri tanaman sehari saja sayuran bisa layu dan terbakar di tepi daunnya.
Analisa Peluang Bisnis Tanaman Hidroponik
Apabila kita benar-benar ingin terjun ke bisnis hidroponik sebagai bisnis riil, melakukan analisa merupakan hal yang wajib dilakukan. Dengan hasil analisa yang ada, kita bisa melakukan persiapan dengan matang, membuat perencanaan yang mendetail, serta menyiapkan berbagai alat dan bahan secara lengkap.
Masalah pembiayaan untuk bisnis hidroponik dari awal sampai akhir dapat dibagi menjadi 3 bagian yakni biaya investasi, biaya produksi, dan biaya pemasaran.
A. Biaya Investasi
Untuk perhitungan biaya investasi yang terdiri atas biaya bangunan, biaya instalasi hidroponik serta biaya peralatan yang meliputi:
- Lahan
- Pipa PVC
- Pompa air
- Peralatan listrik
- Pompa sirkulasi
- Meja semai
- Tray semai
- Keranjang sayur
- Timbangan meja
- Selang
- Pisau
- Gunting
- Tendon air
- Alat NFT
- PH Meter
- EC Meter
- Paranet
Hitung juga biaya penyusutan untuk biaya investasi di atas, misal pompa air yang memiliki estimasi hingga 5 tahun, maka harga awal ditambah estimasi biaya service dan kerusakan lalu dibagi 60. Maka akan didapat estimasi biaya penyusutan per bulannya.
B. Biaya Produksi
Biaya produksi meliputi beberapa hal, berikut diantaranya:
- Sewa lahan
- Tenaga kerja
- Listrik
- Air
- Benih
- Pupuk dan nutrisi
- rockwoll
Dalam perhitungan biayanya nanti dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah walaupun kuantitas produksinya bertambah seperti halnya biaya sewa lahan, biaya transportasi dan biaya listrik. Sementara biaya variable adalah biaya yang ikut berubah mengikuti kuantitas produksi seperti biaya benih, biaya rockwoll dan nutrisi.
C. Biaya Pemasaran
Bagian pemasaran juga membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit, beberapa yang perlu dipersiapkan meliputi:
- Alat transportasi
- Distribusi
- Promosi
Ketiga jenis pembiayaan di atas nanti di total untuk dihitung keseluruhan agar bisa dihitung potensi pendapatan, rasio pendapatan per biaya, dan BEP atau balik modalnya. Sehingga bisa diketahui apakah bisnis ini layak atau tidak untuk dilakukan.
Pemasaran Sayur Hidroponik
Skala bisnis mempengaruhi tingkat pemasaran yang akan kita lakukan. Apabila skala bisnisnya pada tahapan kecil, pemasaran bisa melalui warung-warung atau dititipkan ke pedagang sayur keliling. Jika skala usahanya sudah tahap next level, maka sayur hasil panen bisa dengan dijual ke pasar atau ke rumah makan.
Harga jual antara sayur hidroponik maupun sayur yang ditanam di lahan biasanya sama saja. Kecuali bila sayuran hidroponik tersebut dibudidayakan secara organik maka harga jual bisa 2 hingga 4 kali lebih mahal. Akan tetapi budidaya hidroponik dengan full organik cukup sulit mengingat unsur hara mikro maupun makro haruslah tercukupi secara maksimal.
Pemasaran akan jauh lebih mudah bila memiliki jaringan distribusi sendiri serta memiliki banyak cabang penjualan. Terlebih bila kita sudah jadi langganan tempat tertentu seperti restoran, hotel, ataupun produsen makanan, tentu tidak akan kesulitan lagi dalam mendapatkan konsumen.
Demikianlah beberapa informasi mengenai peluang bisnis tanaman hidroponik yang menguntungkan. Kalian dapat memulai dari kecil-kecilan terlebih dahulu sekalian buat belajar dari nol. Daripada punya pekarangan nganggur dan tak terawat tentu lebih baik dijadikan lahan budidaya hidroponik. Selain menghasilkan keuntungan juga dapat memperindah pekarangan.