Strategi Pemasaran Tanaman Hidroponik di Indonesia. Optimalkan Omset Penjualan

Sedang Populer

Warna Biru Media
Sumber Inspirasi dan berita terpercaya

Agribisnis Warnabiru.com - Bukan hanya sebagai hobi, tanaman hidroponik saat ini menjadi bagian dari agribisnis. Penggiat budidaya berlomba-lomba menanam sayuran dengan sistem ini, karena selain menghasilkan sayur yang lebih bersih, perawatan tanaman yang lebih minim, harga jualnya pun lebih mahal bila dibandingkan sayuran dari hasil sistem tanam konvensional.

Tanaman hidroponik sudah dikembangkan sejak lama sekali, kurang lebih sekitar abad 17. Dengan ditemukannya berbagai nutrisi, budidaya hidroponik semakin populer saat itu. Kata hidroponik sendiri berasal dari bahasa Yunani dari kata hydro yang memiliki arti air dan ponos memiliki arti kerja. Dalam bahasa Inggris, hidroponik terkenal dengan sebutan soilless culture atau kultur budidaya tanpa tanah.

Perkembangan Tanaman Hidroponik di Indonesia

Bukan hanya bidang teknologi saja yang berkembang dari waktu ke waktu, bidang pertanian pun ikut berkembang seiring perubahan zaman. Dengan semakin minimnya lahan pertanian karena sawah dan perkebunan dibuat area perkotaan, pertanian juga dituntut ikut berubah. Sehingga lahirlah berbagai inovasi seperti bioteknologi, vertikal garden, hingga hidroponik.

Untuk saat ini, perkembangan pembudidayaan secara hidroponik terus meningkat dari waktu ke waktu. Walau banyak orang yang pada awalnya sekedar mencoba karena rasa penasaran tentang sistem tanam yang beda dan unik ini, namun pada akhirnya sebagian dari mereka sukses, dan bahkan menggantungkan perekonomian utamanya pada hidroponik.

Permintaan pasar pun meningkat hingga 20% selama beberapa tahun ini. Hal ini terjadi tentunya karena didukung oleh kesadaran masyarakat dalam menjaga pola hidup sehat yang meningkat dari waktu ke waktu. Karena hasil sayuran hidroponik diyakini lebih higienis dan lebih sehat untuk dikonsumsi secara harian.

Target pemasaran hidroponik di Indonesia saat ini masih di donimasi oleh restoran, rumah makan, hotel, rumah sakit, perkantoran, pasar modern, dan supermarket. Permintan untuk pasar tradisional dan individu memang terbilang masih sedikit.

BACA JUGA:  7 Jenis Sayuran yang Cocok untuk Tanaman Hidroponik

Ekspor ke luar negeri juga cukup banyak tiap bulannya. Tapi dikarenakan sayur merupakan barang yang mudah membusuk atau dikategorikan barang tidak tahan lama, maka pemasaran masih di area negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Harga jual ke luar negeri pun jauh lebih mahal, bisa mencapai 3 - 6 kali lipat harganya bila dibanding pasaran Indonesia.

Baca juga: Yuk Intip Prospek Bisnis Tanaman Hidroponik, Cuan Besar Dari Halaman Rumah

Hal semacam inilah yang membuka peluang bercocok tanam hidroponik di Indonesia terbuka lebar. Bahkan mampu menunjang perekonomian banyak orang. Sehingga para petani sayur tak perlu khawatir lagi dalam melakukan produksi sayur dalam skala yang lebih besar.

Pemasaran Tanaman Hidroponik di Indonesia

Prospek Bisnis Tanaman Hidroponik
Ilustrasi tanaman hidroponik

Apabila kalian tertarik untuk menanam tanaman secara hidroponik dalam skala sedang hingga besar, maka wajib untuk mengetahui taktik serta strategi pemasaran yang tepat. Berikut kami berikan beberapa tips meningkatkan potensi pemasaran hidroponik di Indonesia.

1. Riset Pasar secara Mendalam

Riset pasar merupakan salah satu kunci sukses yang memiliki peran sangat krusial dalam pemasaran. Karena market tidak akan peduli dengan kita, dengan produk yang kita jual, dan dengan strategi penjualan kita. Sehingga kita perlu mengikuti arus market itu sendiri.

Ada beberapa kriteria yang perlu kita riset secara mendalam. Diantaranya adalah pemilihan jenis sayuran yang cocok untuk hidroponik, target calon konsumen, penentuan harga jual, saingan / kompetitor dan wilayah pemasaran yang dijangkau. Dengan memiliki data market yang lengkap, kita nantinya akan lebih mudah dalam membuat produksi yang terukur, menjalankan strategi pemasaran yang tepat serta membuat saluran distribusi yang baik.

2. Pemenuhan Standar Produk

Tidak setiap channel market tertentu menerima produk yang kita jual. Mereka punya standar masing-masing dalam penentuan kualitas produk yang mereka beli. Untuk itu kita wajib melakukan standarisasi terhadap produk yang kita jual yang disesuaikan dengan kriteria seperti di bawah ini:

  • Kemasan sayuran yang bagus dan menarik
  • Kondisi sayur fresh, tidak layu maupun terdapat cacat
  • Tidak ada bagian yang terkena hama maupun penyakit
  • Sayur higienis dari semua kotoran dan bebas pestisida
  • Produk diseleksi berdasarkan kualitas beserta kelas ukuran

 

Itulah beberapa kriteria standar produk sayuran secara umum. Kalian perlu menyesuaikan kriteria produk dengan pelanggan yang ada. Karena penjualan sayur ke hotel tentu beda standarnya dengan penjualan ke swalayan.

3. Tentukan Harga Jual yang Tepat

Hasil dari riset pasar yang sudah kita lakukan tadi salah satunya akan didapatkan data mengenai harga jual pasaran secara keseluruhan. Ini sangat berpengaruh terhadap strategi pemasaran nantinya, karena perbedaan kelas harga, akan berbeda pula saingan usaha kita.

Daripada perang harga dengan memberikan harga semurah mungkin, lebih baik berkompetisi dalam peningkatan kualitas produk. Dengan cara ini antara penjual dan konsumen akan saling diuntungkan nantinya. Bila target pasar yang kalian masuki didominasi perang harga, maka kita harus memilih target market lain yang lebih fair.

4. Pilih Strategi Promosi Paling Efektif

Tanpa promosi, orang lain tidak akan pernah tahu siapa kita dan apa produk yang kita jual. Strategi promosi dapat ditentukan dari kondisi pasar saat ini. Secara umum, ada 2 kondisi pasar yang terjadi di market apapun yakni:

  1. Red ocean: kondisi pasar yang sangat kompetitif. Persaingan usaha sangat sengit karena banyaknya pelaku usaha yang sama.
  2. Blue ocean: kondisi pasar yang masih fresh. Belum ada persaingan usaha, tapi market juga belum tentu menerima inovasi produk kita.
BACA JUGA:  Yuk Intip Prospek Bisnis Tanaman Hidroponik, Cuan Besar Dari Halaman Rumah

Bila kondisi pasar yang akan dihadapi berupa red ocean, kita perlu berusaha keras memenangkan hati para calon pelanggan. Banyak usaha pemula yang gagal karena kekurangan biaya tapi memaksakan masuk ke zona red ocean.

Alternatifnya kita bisa memasuki blue ocean yang lebih damai dan tenang. Akan tetapi perlu inovasi dan kreativitas yang sangat tinggi untuk membuat perbedaan dengan kompetitor agar tidak lagi masuk zona red ocean.

Disinilah pentingnya usaha secara tim bila kalian memang berencana membuat usaha hidroponik dengan skala besar. Pastikan tidak hanya 1 orang yang sama yang melakukan segalanya. Minimal dibuat sendiri antara tim produksi dan tim promosi.

5. Susun Strategi Distribusi yang Baik

Awal-awal menjalankan usaha memang sulit dalam menentukan distribusi yang tepat, ini karena kita belum punya channel distribusi sendiri. Karena produk yang kita jual berupa sayur, tidak mungkin kan bila menggunakan jasa kurir yang ada, kecuali yang bisa mengirimkan dalam waktu 1 hari atau kurang. Terlebih cuaca yang tidak mendukung akan membuat sayur mudah sekali rusak.

Memiliki kendaraan yang memiliki sistem pendingin memang diperlukan. Namun kita perlu analisa terlebih dahulu mengenai kondisi keuangan kita untuk pembiayaan tersebut. Karena kendaraan ini akan masuk dalam biaya investasi. Hitung berapa lama waktu untuk BEP dilihat dari penyusutan berbagai biaya investasi.

Itulah sedikit informasi mengenai potensi pemasaran hidroponik di Indonesia. Semoga ini menjawab pertanyaan kalian tentang apakah pemasaran hidroponik di Indonesia masih bagus atau tidak. Sehingga bila kalian ingin bergelut di usaha ini, tidak begitu saja langsung take action. Akan tetapi wajib mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai beberapa hal terkait pemasaran. Sehingga peluang sukses akan lebih tinggi.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Rekomendasi Untuk Anda

Sedang Populer