Sleman – Dengan tujuan nguri uri budaya, Pasbuja (Paguyuban Sastra Budaya Jawa) Kawi Merapi menggelar gladhen atau pelatihan menulis dalam Bahasa Jawa, Sabtu 12 Februari bertempat di Ruang Rapat Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman, Jawa Tengah.
Biar runut jalan ceritanya, sesuai dengan judul, kenapa menulis dalam bahasa Jawa disebut nguri uri yang bisa diartikan merawat, menjaga agar hidup subur serta melestarikan budaya?
Mungkin, penjelasan yang sejalan bisa melihat dari kutipan laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pedoman Pelestarian dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Jawa.
[quads id=8]
Disebutkan, salah satu cara menggali nilai-nilai luhur bangsa yang tercermin dalam berbagai peninggalan leluhur, berupa naskah atau teks-teks kebahasaan serta kesasteraan.
Sedangkan bahasa sebagai sarana komunikasi, di dalamnya terkandung unsur seni, sastra, dan budaya adiluhung yang harus dilestarikan dan dikembangkan.
Dan, apa yang dilakukan Pasbuja Kawi Merapi Kabupaten Sleman dengan menyelenggarakan pelatihan (gladhen) penulisan Esai, Cerita Cekak (Cerkak), dan Geguritan, seperti yang termuat dari laman infopublik, Minggu (13/02) kiranya sudah pas.
Diikuti 18 pegiat sastra budaya Jawa dan dibuka langsung oleh sang Ketua Sutopo Sugihartono.
Turut hadir sebagai mentor, penulisan esai Wiwien Widyawati Rahayu, dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Penulisan cerkak, Budi Sardjono yang berprofesi sebagai novelis senior, serta penulisan geguritan dimentori Suhindriyo.
Baca Juga: Keren, Seniman 3D Yang Terlibat Pembuatan Film Spiderman: No Way Home, Salah Satunya Arek Suroboyo
[quads id=8]