Narasi Sejarah Dalam Lirik Lagu

Sedang Populer

Surabaya – Peneliti asing sudah lama memakai musik sebagai narasi sejarah. Hal tersebut terbukti dengan musik tembang Jawa pada periode Mataram, seperti yang dilakukan Ricklefs saat meneliti sejarah Jawa.

Kalau begitu, dengan kemudahan teknologi saat ini, sembari ngabuburit bisa dong kepo, tambah pengetahuan. Seperti Ricklefs kita ingin tahu, ribuan tahun lalu, apakah lagu sudah ada?

Dan, voila, di laman pramborsfm dijelaskan, Trevor Homer dalam bukunya yang berjudul The Book of Origin, lagu pertama yang diciptakan manusia adalah Himne Suriah dengan judul Hymn to Creation.

[quads id=8]

Diperkirakan lagu itu dibuat sekitar 3.400-4.000 tahun silam, ditulis dalam bahasa Cuneiform, merupakan bahasa tulis pertama dalam sejarah manusia yang digunakan oleh bangsa Sumeria yang diketahui tinggal bagian tenggara Mesopotamia, sekitar 5.000 tahun lampau.

Meski lagu pertama diciptaan bangsa Sumeria, namun di dalam buku tersebut dikatakan pula jika orang Yunani-lah yang pertama kali mengembangkan sistem simbol atau notasi untuk mencatat musik, tersusun dari dua sistem huruf berbeda, notasi untuk instrumen serta notasi untuk musik vokal.

Di Indonesia

Lantas bagaimana dengan di Indonesia, apakah bisa menggunakan lagu untuk mencari tahu tentang sejarah, kondisi di masa lalu?

Dosen Sejarah sekaligus Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga, Purnawan Basundoro dalam laman Kominfo Jatim, Kamis (14/4) menyatakan salah satu sumber sejarah bisa melalui lirik lagu.

[quads id=8]

Lagu pop, meski banyak tema percintaan, selalu ada lagu yang membahas tentang realitas, mulai peristiwa sejarah, terkini di masyarakat, hingga yang menjadi perhatian publik, Prof Basundoro mengkategorikan sebagai balada.

Seperti era tahun 1950 sampai 1980-an, banyak lagu yang diciptakan berisikan realitas, kejadian pada masa lalu yang memotret dan mencerminkan kehidupan masyarakat saat itu.

BACA JUGA:  Catur Wedha Nasihat Pernikahan Dalam Adat Jawa

Lagu Balada

Nama nama berikut kita kenal sebagai pencipta atau penyanyi lagu balada, di antaranya, Jane dan Franky, Iwan Fals, Ebiet G. Ade, Rita Rubby, Ully Sigar, Benyamin S sampai Rhoma Irama.

Wah ternyata, lantas rekaman masa lalu seperti apa yang bisa kita ketahui dari karya mereka?

[quads id=8]

Pertama pemanfaatan sejarah orang kecil atau pinggiran, seperti tukang becak. Ibu Soed (Saridjah Niung), kalau ada yang ingat, pernah juga menyanyikan lagu tukang becak, termasuk Benyamin dan Ebiet.

Suatu saat jika kita ingin menulis tentang sejarah transportasi Jakarta, bisa memulainya dari lagu Ibu Soed tadi.

Dengan narasi, pada era tahun 30 sampai 80-an becak merupakan transportasi yang eksis di Jakarta.

Dan, lagu becak Ibu Soed yang ceria jelas bertolak belakang dengan lagu becak Benyamin Sueb dengan Ebiet cenderung ‘bernada’ solidaritas dan penderitaan profesi tukang becak.

[quads id=8]

Relevan dengan zamannya

Kedua, bisa mendapatkan info tentang sejarah kecelakaan transportasi. Prof Basundoro berujar jika bahasan tersebut jarang diteliti oleh sejarawan.

Padahal, narasi sejarah dapat kita temukan di dalam lagu-lagu yang relevan untuk menjadi panduan menulis sejarah kecelakaan transportasi. Seperti lagu IwanFals berjudul 1910.

“Lagu tersebut mengisahkan bagaimana kecelakaan kereta api di Bintaro. Yakni tabrakan KA 225 dan KA 220 pada 19 Oktober 1987. Berawal dari sana, kita bisa merunutnya hingga bisa mengerti proses kejadiannya,” imbuh Prof Basundoro.

Iwan Fals juga menulis lagu tentang peristiwa Tampomas II yang berjudul Celoteh Camar Tolol dan Cemar. Terinspirasi dari peristiwa besar yang cukup kontroversial dan belum diungkap dengan jelas.

[quads id=8]

Dan, Ebiet G Ade juga menuliskannya menjadi lagu berjudul ‘Sebuah Tragedi 1981’, melalui potret nakhoda kapal Tampomas bernama Ahmad Rifai, diceritakan sangat hebat.

BACA JUGA:  Begini Curhat Dorce Gamalama Kepada Gus Dur Terkait Kondisi Dirinya

Dalam kondisi kritis tidak menghiraukan keselamatan diri sendiri namun malah memberikan pelampung kepada awak kapal lainnya, sementara dia memilih bertahan di kapal tersebut hingga tenggelam bersamanya.

Prof Basundoro juga berpesan lagu punya kejadian historis yang menarik untuk kita ungkap, terutama melalui lirik-liriknya.

“Dengan memanfaatkan lagu, saat memahami lirik, dapat membuat isi dan perspektif narasi sejarah yang kita tulis jadi lebih luas lagi,” pungkasnya.

[quads id=8]

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Rekomendasi Untuk Anda

Sedang Populer