Warnabiru.com - Tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) raih juara pertama event Process Engineering and Energy Days, Universitas Indonesia (PGD UI) 2022 kategori Creation (Chemical-Reaction Car Competition).
PGD merupakan acara besar tahunan yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Kimia UI sejak tahun 2004, berorientasi dalam penyelesaian permasalahan terkait energi dan industri kimia.
Tim Spektronics ITS yang diketuai Lulu Sekar Taji dari Departemen Teknik Kimia Industri, Fauzan Agra Ibrahim dari Departemen Teknik Kimia selaku manajer.
Sementara itu, anggota tim yang turut berpartisipasi antara lain, Bernardus Krisna Brata, Abdul Quddus Al Kahfi, dan Muhammad Rafli Revansyah dari Departemen Teknik Kimia serta Wahyu Febianto dari Departemen Teknik Elektro.
Mereka sudah mempersiapkan diri untuk kompetisi tersebut, terhitung sejak enam bulan dari masa registrasi September 2021 silam.
Jadi ceritanya, tim Spektronics ITS menciptakan sebuah prototipe mobil berbahan bakar reaksi kimia yang disebut sebagai Chemical Engineering Car (Chem-E-Car). Mobil tersebut berbahan bakar reaksi kimia sebagai tenaga penggerak.
Lulu menjelaskan jika prototipe tersebut mengandalkan tekanan gas sebagai daya hingga mampu menggerakkan mobil untuk bergerak maju.
“Kami membuat mobil berbasis reaksi kimia berupa tekanan. Dimana sumber tenaganya berupa tekanan gas hasil reaksi Hydrogen Peroxide serta Ferric Chloride,” papar Lulu yang kelahiran Juni 2000, seperti dikutip dari laman Kominfo Jatim, Selasa(15/3).
Inovasi tersebut akhirnya berhasil membawa tim Spektronics ITS meraih juara pertama dalam race day yang menjadi puncak dari rangkaian kegiatan PGD UI 2022.
Secara teknis, tim menghadapi tantangan berupa akurasi dan presisi dari jarak tempuh mobil, di mana mobil rakitan peserta harus berjalan sejauh 9,5 meter dan berhenti di titik yang tepat sembari mengangkat beban berupa air dengan massa 200 mL.
Untuk lama proses pengerjaan Chem-E-Car sejak tahap desain hingga perakitan, menghabiskan waktu selama dua minggu.
Kelebihan mobil yang disusun menggunakan bahan akrilik tersebut terletak pada presisinya. “Pada hari pertandingan, tim kami mendapatkan error terkecil yakni 3 sentimeter dari target yang ditetapkan, sehingga jarak yang berhasil ditempuh yaitu 9,53 meter dengan menggunakan beban air,” ungkap Lulu.
Sedikit gambaran cara kerja Chem-E-Car, yang menggunakan senyawa Hydrogen Peroxide dan Ferric Chloride, kemudian bereaksi menghasilkan oksigen.
Selanjutnya, O2 dialirkan menuju transducer dan tekanan udara dibaca secara digital. Hingga oksigen mengalami proses penyaringan untuk melepaskan cairan-cairan yang masih tersisa dari hasil reaksi untuk menghasilkan oksigen murni.
Oksigen yang telah disaring, nilai tekanan disetel sebesar 0,2 bar. Pergerakan gas pun diatur menggunakan alat bernama air filter regulator kemudian dikirim menuju sistem pneumatik (sistem gerak yang memanfaatkan udara).
“Aliran gas dengan pergerakan yang konstan ini kemudian masuk ke sistem pneumatik yang digunakan untuk mendorong mobil agar dapat melaju,” tambahnya.
Lulu menambahkan jika tim Spektronics melakukan kalkulasi terhadap jarak tempuh yang dapat dilalui mobil serta titik tempat mobil dapat berhenti.
Perhitungan ini juga menggunakan bantuan alat bernama timing belt pulley untuk memperkecil error, sehingga pergerakan mobil kian akurat sehingga mobil akan berhenti ketika gas yang mendorongnya telah habis.
Hambatan terbesar yang dilalui tim adalah saat proses perhitungan data karena adanya pandemi Covid-19 yang membuat mereka harus menjaga jarak, sehingga tidak bisa berkomunikasi dalam jarak terlalu dekat.
“Kita melakukan penyesuaian di kondisi ini dengan mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah serta menerapkan pembatasan sosial,” ungkapnya.
Atas prestasinya tersebut, tim Spektronics juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PT Energi Quarto Indonesia, Ikatan Alumni Teknik Kimia ITS (ALTEKIMITS), dan Tridiku.
Lulu berharap agar tim Spektronics tetap bisa mempertahankan gelar juara, khususnya di bidang Chem-E-Car dalam skala nasional dan internasional.
“Semoga mahasiswa ITS dapat mengharumkan nama baik almamater di segala bidang dan menjadi contoh yang baik bagi perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia,” pungkasnya.