5 Kelebihan Tanaman Suweg Yang Masih Jarang Diketahui Banyak Orang

Sedang Populer

Warna Biru Media
Sumber Inspirasi dan berita terpercaya

Warnabiru.com - Tanaman Suweg yang memiliki nama latin Amorphophallus paeoniifolius termasuk tanaman keluarga Araceae dan banyak tumbuh di hutan tropis seperti Indonesia, Malaysia dan India tropis. Dulunya tanaman ini dianggap sebagai makanan ular, sehingga selalu dibuang bila tumbuh dikebun-kebun. Setelah banyak yang mengetahui kelebihannya, banyak orang yang membudidayakannya.

Suweg memiliki karakteristik sama dengan iles-iles / porang karena masih satu keturunan dari genus Amorphophallus. Demikian pula syarat tumbuh, daya adaptasi, dan masa hidup tanaman hampir 100% sama. Untuk membedakannya anda dapat melihat beberapa ciri-ciri berikut ini:

  • Suweg: daun lebih kecil berwarna hijau dan agak kasar, batang terdapat bentolan kasar, umbi berwarna lebih putih dan permukaannya terdapat bintil, pada cabang tanaman tidak terdapat katak/bubil.
  • Porang: daun berwarna hijau muda berukuran lebih lebar dan lebih halus, batangnya halus, umbi berwarna jingga kekuningan, permukaan umbi halus, terdapat bubil/katak pada cabang tanaman.

5 Kelebihan Suweg

Berikut ini adalah beberapa macam kelebihan suweg dilihat dari berbagai aspek:

1. Pembudidayaan yang Mudah

Mulai dari persyaratan tumbuh, penanaman, perawatan tanaman, hingga pemanenan suweg bisa dikatakan sangat mudah. Bahkan beberapa petani hanya menanam bibit umbi di hutan lalu dibiarkan saja selama beberapa tahun sampai dipanen tanpa perawatan khusus. Suweg mudah untuk beradaptasi di berbagai jenis kondisi iklim mikro, jenis tanah, ketinggian tempat dan kondisi perubahan musim yang ekstrim.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa suweg lebih memilih tempat dengan tingkat penyinaran matahari maksimal 40%. Untuk itu penanam di sela-sela pohon besar seperti jati, sonokeling, mahoni, pinus, damar sangat cocok. Selain menambah penghasilan sembari menunggu pohon siap tebang, kita bisa mendapatkan pemasukan dari hasil panen suweg yang ditanam di bawahnya. Menarik bukan?.

BACA JUGA:  Informasi Lengkap Budidaya Porang di Lahan Terbuka

Kekurangan utama yang menjadi hambatan adalah lamanya waktu panen yang dapat mencapai 3 tahun untuk waktu panen umbi yang optimal. Sebenarnya suweg dapat dipanen di usia 1 tahun, namun umbinya masih terlalu muda, tekstur dan rasa masih kurang pas. Sebagai tanaman tahunan, suweg dapat hidup hingga puluhan tahun, semakin lama umbi semakin besar, 1 tanaman dapat mencapai puluhan kilo apabila umurnya sudah sangat tua.

2. Banyak Manfaat untuk Kesehatan

Beberapa kandungan yang terdapat di dalam suweg meliputi karbohidrat, protein, lemak, fosfor, zat besi, vitamin b, vitamin c, kalsium, senyawa polifenol, flavanoid, serta saponin. Kandungan yang cukup lengkap inilah yang menjadikan suweg sebagai bahan pangan pokok pengganti nasi, bahkan lebih sehat dari nasi.

Banyak manfaat bagi tubuh yang bisa didapatkan bila kita sering mengonsumsi suweg secara teratur. Diantaranya mengontrol gula darah, meningkatkan daya imun tubuh, menjaga stamina, mengentikan pendarahan, anti inflamasi, menghindarkan dari osteoporosis, melindungi dari radikal bebas, serta mengurangi stres. Umbinya bisa langsung digunakan pada kulit untuk mengobati penyakit bisul dan sengatan hewan.

Selain sebagai alternatif bahan pangan pokok yang bagus bagi tubuh karena kandungan berbagai macam nutrisinya, suweg juga cocok dijadikan sebagai bahan olahan makanan lain pengganti tepung terigu dan sagu. Bahkan bahan makanan tersebut diklaim lebih sehat dan lebih memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita.

3. Harga Jual Relatif Stabil

Harga jual tingkat petani dengan tingkat ekspor berbeda. Di Indonesia, suweg selain sebagai bahan makanan pokok juga dibuat dalam bentuk tepung dan keripik. Karena harga jual umbi basah bisa dikatakan cukup murah, hanya berkisar 1000 hingga 2500 per kilo. Jika sudah dibuat tepung dan keripik, harga jual bisa di atas 20 ribu per kilonya.

BACA JUGA:  Apakah Prospek Budidaya Ketumbar Masih Menjanjikan ? Simak Informasi Lengkapnya

Dari tingkat petani juga sering membuat suweg dalam bentuk irisan tipis lalu dijemur sampai kering. Irisan tersebut dijual ke berbagai industri yang mengolahnya menjadi bahan makanan dan tepung. Harga jualnya berkisar antara 8000 hingga 12000 per kilonya. Tentu lebih menguntungkan daripada saat dijual dalam bentuk umbi basah.

4. Potensi Pemasaran yang Luas

 

Untuk tingkat ekspor, pemasaran suweg memang tak sebanyak porang dalam hal permintaan pasarnya. Ribuan ton porang di ekspor ke berbagai negara di Asia dan Australia per tahunnya, sedangkan suweg hanya kurang dari 30% nya saja. Walau begitu, potensi pemasarannya terbilang cukup luas, karena stok yang sedikit sementara kebutuhannya masih sangat banyak.

Permintaan lokal untuk suweg dan porang juga terbilang cukup banyak, yakni mencapai ratusan ton per bulannya dari berbagai industri yang mengolahnya menjadi tepung. Hasil produksinya kebanyakan di jual ke luar negeri, terutama Jepang dan Tiongkok. Berbagai produk olahan mie banyak yang menggunakan bahan dari tepung suweg ini.

5. Bahan Baku Pangan Beraneka Ragam

Orang pedesaan dari dulu sudah mengenal suweg sebagai makanan alternatif pengganti nasi. Karena suweg banyak tumbuh liar di sekitar rumah dan di area kebun. Untuk mengolahnya pun sangat mudah, tinggal dikupas, dicuci bersih sampai getahnya hilang, dipotong menjadi beberapa bagian, dikasih air garam lalu dikukus. Dari teksturnya bisa dikatakan mirip dengan nasi.

Bila pencucian kurang bersih atau umur pemanen suweg tidak tepat, seringkali menimbulkan rasa gatal di mulut bila dimakan. Cita rasa dan aroma yang khas dari suweg memang unik, sehingga tidak setiap orang suka dengannya.

Pemanfaatan suweg tidak hanya sebatas sebagai bahan pangan alternatif saja, melainkan beraneka ragam. Diantaranya dapat dibuat kolak, campuran sayur kuah, bahan pembuatan mie, pembuatan kue sebagai pengganti terigu, tahu, hingga jelly. Bila kesadaran masyarakat sudah tinggi bahwa umbi lokal sangat banyak kegunaannya, maka impor gandum dari luar negeri bisa dikurangi tahap demi tahap.

BACA JUGA:  Cara Menanam Ketumbar, Syarat Tumbuh Beserta Tips Perawatan Lengkapnya

Demikianlah berbagai kelebihan tanaman suweg yang cukup beragam. Karena suweg adalah tanaman yang mudah dibudidayakan, anda bisa mencoba menanam di kebun belakang rumah. Hasil panen nantinya bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi sendiri.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Rekomendasi Untuk Anda

Sedang Populer