Rubik Agribisnis – Jenis umbi Suweg merupakan tanaman khas yang berasal dari Asia Tenggara. Penyebarannya mulai dari Indonesia, Malaysia, Filippina dan juga ke sebagian India. Jika dilihat secara sepintas, tanaman ini mirip dengan porang dan tanaman bunga bangkai baik dari bentuk daun, bunga hingga umbinya. Hal ini dikarenakan tanaman ini masuk ke dalam golongan genus yang sama yakni Amorphophallus.
Pemanfaatan tanaman suweg adalah dengan diambil umbinya. Umbi suweg mirip dengan talas dan gadung karena masih dalam satu keluarga Araceae. Selain memiliki bentuk yang hampir sama dengan talas, juga memiliki getah yang gatal, sehingga saat dimakan harus diolah terlebih dahulu.
Pemasaran Umbi Suweg di Indonesia
Dari segi kebutuhan, suweg memang tidak sepopuler porang. Hal ini karena beberapa kandungan yang ada dalam porang tidak terkandung di dalam suweg. Namun begitu, suweg lebih terkenal di masyarakat lokal sebagai salah satu bahan pangan pokok pengganti nasi. Bahkan beberapa orang di desa sering menggunakan suweg sebagai bahan pangan utama.
Sebagai komoditas pangan yang penting, suweg masih tergolong memiliki harga murah. Untuk umbi basah dihargai sekitar 1000 hingga 2500 rupiah, sedangkan umbi kering berada pada kisaran harga 8 hingga 15 ribu rupiah. Perbedaan harga dipengaruhi oleh ketersediaan suweg di beberapa daerah.
Seperti Apa Tanaman Umbi Suweg?
Suweg tergolong tanaman tahunan dwimusim. Artinya tanaman ini memiliki fase fegetatif serta generatif yang tidak terjadi dalam waktu yang sama. Fase fegetatif terjadi pada musim hujan, sementara menjelang musim kemarau menjalani fase generatif. Pada saat musim kemarau datang, tanaman menyimpan energinya didalam umbi, dan tanaman akan mati.
Tangkai, daun, dan batang tanaman memilki struktur lunak. Pada bagian daun struktur permukannya kasar, berbeda dengan porang atau iles-iles yang memiliki permukaan halus. Bintil atau katak yang terdapat di tangkai daun menjadi ciri khas utama iles-iles yang tidak dimiliki suweg. Dari segi ukuran umbinya, suweg memiliki ukuran lebih kecil, bisa 3 kali lebih kecil dibandingkan porang.
Pada saat terjadi fase generatif, bunga suweg yang mekar akan mengeluarkan bau menyengat. Namun ini berguna untuk menarik serangga agar membantu proses pembuahan. Sehingga menghasilkan biji yang nantinya dapat dikembangbiakan kembali.
Apa Saja Fungsi Dan Kegunaannya?
Selain sebagai bahan pangan karena tingginya serat dan karbohidrat, suweg juga memiliki banyak fungsi lain. Diantaranya membantu menurunkan kadar gula darah, mengobati keracunan, mengobati luka pada kulit, dan getahnya bisa dipakai sebagai obat kutil dan bisul.
Pengolahan suweg sebagai bahan pangan biasanya dengan direbus atau dikukus. Bisa juga dengan diiris tipis tipis lalu dijemur kemudian dibuat tepung halus sebagai bahan utama maupun campuran dalam pembuatan kue dan mie. Di Indonesia, suweg juga sering dimanfaatkan sebagai keripik.
Berbagai nutrisi penting seperti vitamin dan mineral juga banyak terdapat di suweg. Misalnya kalsium, protein, fosfor, vit c dan b, zat besi, flavanoid, saponine, serta polifenol. Tentu akan memberikan banyak manfaat bagi tubuh bila dikonsumsi secara rutin.
Prospek Pemasaran Umbi Suweg
Suweg bisa dipanen setelah 1 tahun penanaman. Beberapa jenis baru bisa dipanen dalam waktu 6 bulan. Akan tetapi untuk mendapatkan ukuran yang optimal sesuai dengan permintaan pasar, maka pemanenan yang pas ialah pada saat umur 3 tahun.
Karena lamanya waktu panen inilah stok dipasaran tidak tersedia dalam jumlah banyak. Di Indonesia sendiri, kebutuhan porang yang didapatkan saat ini masih dari hasil pengambilan di hutan, bukan dari pembudidayaan khusus. Karena itulah kebutuhan suweg dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Prospek pemasaran suweg kedepannya pun diperkirakan meningkat. Karena suweg bersamaan dengan porang saat ini sudah banyak di ekspor ke Asia seperti China dan Jepang sebagai bahan pembuatan mie, ke Australia, dan juga ke Eropa. Karena suweg juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri, seperti pembuatan lem.
Bagaimana Potensi Penghasilannya?
Jika anda tertarik ingin membudidayakan suweg, pastikan tahu dulu saluran pemasaran yang ada didaerah anda. Karena tidak setiap pasar menerima umbi ini, tidak seperti ubi jalar atau talas. Belum banyak industri yang menerima suweg. Hanya beberapa yang mengolah menjadi tepung gaplek dan keripik.
Dari tahun ke tahun, harga suweg cukup stabil dipasaran. Kenaikannya kecil tapi tidak stagnan. Dihargai 1000 sampai 2500 per kilo sudah termasuk menguntungkan. Estimasi hasil panen perhektar mencapai 25-30 ton, dengan estimasi per batang menghasilkan 2,5 hingga 3 kg dan jumlah tanaman 10.000 batang / hektar. Tentu hasil panen bisa 2 sampai 3 kali lebih banyak tergantung lahan dan perawatan.
Sentra Penghasil Suweg
Saat ini daerah penghasil suweg terbanyak masih dari daerah timur seperti NTT. Misalnya untuk daerah Kabupaten Belu, tanaman suweg non budidaya tersebar di hampir semua kawasan hutan lindung dan hutan produksi yang memiliki luas puluhan ribu hektar. Sementara untuk tanaman suweg & porang yang dibudidayakan dilahan 150 hektar, mampu menghasilkan 3600 ton untuk jangka waktu panen antara 1 hingga 3 tahun. Bila dihitung keseluruhan, total penghasilan tahunan dari 1 hektar dapat mencapai lebih dari 30 jutaan.
Di daerah Pare Kediri juga terdapat industri BUMN pengepungan porang dan suweg, estimasi kebutuhan porang yakni kurang lebih 500 ton umbi per bulan. Beberapa industri lain juga membutuhkan umbi ini dengan total kebutuhan sekitar 5000 ton per tahun.
Untuk itu, bila anda punya lahan yang sudah penuh pepohonan besar, alangkah baiknya dibawahnya ditanam suweg. Tanaman ini tumbuh baik saat tidak terlalu banyak sinar matahari. Tidak perlu perawatan khusus apapun juga tetap dapat menghasilkan. Prospek pemasaran suweg pun meningkat dari tahun ke tahun dengan seiring sadarnya masyarakat akan pemanfaatan suweg ini.