Jakarta - Dua hal yang sama sama tidak mudah dilakukan, diet untuk menurunkan berat badan di saat puasa Ramadan seperti saat ini. Namun bukan Ade Rai namanya kalau tidak bisa menggabungkannya agar bisa diaplikasikan kebanyakan orang.
Agar dua hal tersebut berhasil, Ade mengatakan dalam diskusi daring, Rabu (13/4), kata kuncinya pada asupan yang dikonsumsi waktu bangun sahur. Umpamanya kalau minum, kopi atau teh saja sedangkan makanan, kalau bisa masukkan protein, lemak dan serat.
Dan, usahakan, sekali lagi, kalau perlu garis bawahi yakni saat sahur jangan makanan berkarbohidrat. Agar tubuh dapat menggunakan lemak sebagai sumber tenaga saat berpuasa.
"Nah, kalau seandainya waktu sahur kita enggak masukin karbohidrat, tidak terjadi kenaikan insulin. Jadi otomatis badan hanya tahunya, ohh iya, gula (dari karbohidrat) enggak masuk. Akhirnya tubuh putuskan, masih pakai lemak sebagai sumber tenaga," tandas Ade.
Jadi ketika kita memutuskan untuk mengonsumsi protein, lemak dan serat saja, tubuh manusia, kata Ade di laman Antara, memiliki kecerdasan tersendiri untuk mencari sumber daya energi lain, jadi tidak perlu khawatir tubuh akan merasa lemas jika tidak mengonsumsi karbohidrat saat sahur.
"Justru, sehari hari, ketika sedang tidak puasa Ramadan, kita sibuk dengan pekerjaan sampai, menunda nunda makan, badan punya kecerdasan buat mencari yang namanya alternatif sumber daya energi yang lain dan, tubuh gunakan lemak," lanjutnya.
Terakhir, kalau mau meniru, seumpama ingin turun berat badan dengan puasa, tidak perlu menunggu Ramadan. Ade punya cara juga, yakni hitung waktu terakhir makan dan Ade mulai 'sahur' pukul 9 malam dan baru makan lagi jam 7 atau setengah 7 hari berikutnya. "Itu artinya kita berpuasa hampir 22 jam," pungkasnya.