Reksadana dan deposito merupakan jenis investasi yang populer. Simak perbandingan lengkapnya pada artikel berikut ini.
Deposito VS Reksadana
Berinvestasi merupakan hal yang harus dilakukan jika ingin mendapatkan keamanan finansial di masa depan. Banyaknya ragam pilihan produk investasi, bisa jadi membuat kita bingung memilih mana instrumen investasi yang terbaik.
Investasi dapat digolongkan menjadi investasi risiko tinggi, risiko menengah, dan risiko rendah. Setiap risiko dibarengi dengan kemungkinan return atau imbal hasil yang sejalan.
Dua jenis investasi yang tergolong memiliki risiko rendah yaitu deposito dan reksadana. Lalu, manakah yang lebih menguntungkan? Berikut detail penjelasan WarnaBiru tentang keduanya:
Deposito
Menyimpan uang dalam deposito, membuat uang Anda benar-benar aman karena dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Jadi, dana yang tersimpan tetap aman, sekalipun bank tempat Anda menabung deposito mengalami kebangkrutan.
Deposito juga menjanjikan return atau imbal hasil yang pasti setiap bulannya. Keuntungannya pun stabil, tidak naik turun. Jadi, Anda tidak perlu khawatir terhadap dana simpanan Anda di deposito.
Untuk membuka rekening deposito juga sangat mudah. Hampir di semua bank bisa. Anda hanya perlu menyetorkan dana dan mengisi data untuk mendapatkan bilyet deposito. Anda dapat memilih jangka waktu penyimpanan dana deposito yaitu 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan.
Di dalam bilyet deposito akan tertera besaran dana yang Anda investasikan dan tanggal jatuh temponya. Jika Anda memilih berinvestasi pada deposito, usahakan Anda tidak mengambil dana Anda di luar tanggal jatuh tempo agar tidak terkena biaya penalti.
Keuntungan tetap per bulan dan jaminan dana yang disimpan merupakan keunggulan deposito yang membuat banyak orang lebih tertarik pada investasi ini. Namun, deposito juga memiliki sisi kelemahan.
Kelemahan deposito yaitu tinggi bunga investasi yang ditawarkan tidak terlalu besar, sehingga terkadang tidak mampu menandingi laju inflasi yang menyebabkan tergerusnya nilai mata uang. Selain itu, jika Anda membutuhkan dana darurat, Anda tidak bisa langsung mengambil dana simpanan Anda. Anda harus menunggu masa jatuh tempo untuk mencairkan dana Anda, atau membayar penalti.
Meskipun imbal hasil investasinya rendah, namun investasi ini sangat cocok bagi para investor pemula. Keuntungan rendah, risiko ruginya pun sangat minimal.
- BACA JUGA: Cara menghitung bunga deposito
Reksadana
Jika keuntungan investasi deposito berkisar 4% per tahun, reksadana bisa memberikan keuntungan yang lebih besar daripada itu. Keuntungan reksadana lebih besar dikarenakan dana yang ditanam disebar ke beberapa instrumen investasi. Mulai dari obligasi, saham, pasar uang, dan lain sebagainya
Kelebihan lain dari reksadana yaitu modal yang dibutuhkan jauh lebih sedikit dibanding deposito. Jika deposito mensyaratkan minimal modal Rp1 juta, maka reksadana hanya mensyaratkan minimal pembelian Rp10.000 saja. Sangat terjangkau, kan?.
Kelebihan lain dari reksadana yaitu fleksibilitas dalam pengambilan dana. Anda dapat mengambil dana yang Anda simpan kapan saja, tanpa menunggu jatuh tempo seperti pada deposito.
Jika dulu proses transaksi reksadana harus dilakukan secara manual ke bank. Sekarang sudah banyak marketplace yang bekerjasama dengan bank custodian dan manajer investasi yang memangkas kerumitan proses jual beli reksadana.
Kini, proses jual dan beli reksadana bisa dibilang sangat mudah. Saat ini proses transaksi jual beli reksadana dapat dilakukan secara online sehingga menghemat waktu dan praktis.
Reksadana juga tidak memiliki jangka waktu tertentu yang harus dipenuhi. Jadi, Anda dapat menjual kapan pun unit reksadana yang Anda miliki.
Dalam investasi reksadana, terdapat tiga pilihan risiko, yaitu risiko rendah, menengah, dan risiko tinggi. Pilihan profil risiko akan menentukan di mana uang Anda akan diinvestasikan, apakah di pasar uang, saham, obligasi, atau dana campuran.
Dalam setiap investasi selalu ada sisi kelebihan dan kekurangan. Selain beragam kelebihan di atas, reksadana juga memiliki sisi kelemahan yaitu adanya risiko yang lebih tinggi dibanding deposito.
Saat Anda menanam dana investasi di reksadana, uang tersebut selanjutnya akan digunakan oleh manajer investasi untuk melakukan investasi di berbagai sektor. Di dalam setiap sektor investasi tentu ada risiko yang mengiringi. Namun, dengan adanya kebijakan peraturan yang membatasi maksimal 10% pada tiap pasar uang, risiko yang ditanggung bisa dibilang cukup minimal.
Berbeda dengan deposito yang memberikan imbal hasil keuntungan yang pasti, di reksadana Anda tidak bisa mendapatkan kepastian keuntungan. Hal ini dikarenakan harga pasar uang dan saham juga mengalami fluktuasi yang tentu saja memengaruhi hasil investasi reksadana Anda.
Mana yang terbaik?
Jika ditilik dari kelebihan dan kelemahan antara reksadana dan deposito, dapat disimpulkan bahwa reksadana jelas lebih menjanjikan namun lebih berisiko dibanding deposito. Namun, jika menginginkan keuntungan pasti dengan risiko kerugian sangat rendah, deposito jelas menjadi pilihan yang lebih baik. Prinsipnya, high return high risk, demikian juga sebaliknya low return low risk. Tergantung Anda lebih suka mana? Deposito atau Reksadana?.