Alasan Kenapa Orang Indonesia Belum Seberapa Minat Tinggal Di Apartemen

Sedang Populer

Warnabiru.com - Minat terhadap apartemen masih kecil diketahui dari hasil survei dimana dari 71 persen yang berniat beli hunian dalam satu tahun kedepan, hanya 2% saja yang mengaku lebih tertarik membeli apartemen.

Survei yang dilakukan pada Desember 2021 tersebut merupakan data yang dikeluarkan Indonesia Consumer Sentiment Report H1 2022 yang mengungkapkan bahwa dari 1031 responden survei, sebanyak 71% responden mengaku berniat untuk membeli rumah dalam satu tahun ke depan.

Dari total tersebut hanya dua persen saja yang mengaku lebih tertarik membeli apartemen. Jumlah ini bahkan lebih kecil dibanding ketertarikan membeli tanah.

Sementara itu, disebutkan pula jika hunian rumah tapak masih menjadi pilihan yang paling populer.

Saat digali lebih dalam, untuk mencari tahu kenapa, minat terhadap apartemen tergolong minim.

Didapati fakta jika minimnya keinginan untuk menghuni apartemen lebih didasari oleh keengganan untuk beradaptasi pada hunian yang lebih kompak, sepertinya responden tadi ogah untuk tinggal di hunian dengan luas bangunan yang kecil dengan lokasi di dalam gedung bertingkat.

“Orang Indonesia, lebih suka tinggal di rumah yang ada halamannya. Sepertinya mereka tidak kepikiran untuk tinggal di gedung bertingkat. Apalagi secara turun temurun, mereka terbiasa menerima kunjungan dari sanak keluarga dan memiliki keluarga besar. Dan akan terasa kurang leluasa jika harus tinggal di apartemen,” papar Marine Novita, Country Manager, Rumah.com, Jumat (8/4)

Alasan lain, karena lahan untuk perumahan masih banyak, membuat orang punya banyak pilihan untuk tidak beralih tinggal di lingkungan apartemen.

Jika disuruh memilih, karena sudah terbiasa, mereka akan lebih memilih tinggal di rumah tapak yang jauh dari pusat kota daripada harus tinggal di apartemen.

BACA JUGA:  Jangan Sampai Salah, Penulisan Palangka Raya Harus Dipisah, Ada Sejarahnya Loh

“Munculnya tren WFH atau kerja dari rumah yang sepertinya akan menjadi kebiasaan baru di masa pandemi. Membuat semakin banyak orang yang rela tinggal di area suburban selama area tersebut memiliki akses transportasi umum dan kendaraan pribadi yang baik,” tambah Marine.

Tidak seperti warga Hong Kong, Singapura, atau negara-negara lain yang memiliki keterbatasan lahan, Indonesia masih punya banyak bank lahan sehingga konsumen tidak akan kekurangan suplai rumah tapak.

Karena itu, pasar apartemen di Indonesia bisa dibilang masih terbatas pada orang-orang yang mengutamakan kepraktisan serta para investor.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Berita Terbaru

Sedang Populer