Surabaya - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur, menyatakan sebulan terakhir terdapat 10 anak yang meninggal terpapar Omicron.
Dengan detil 3 minggu yang lalu ada 2 anak meninggal, 2 minggu lalu ada 6 anak, dan minggu lalu ada 2 anak.
"Sedangkan untuk minggu ini datanya belum keluar," ujar dr Sjamsul Arief MARS SpA(K), Ketua IDAI Jatim seperti dilansir dari laman Basra Kumparan, Jumat (11/3).
Dituturkan pula jika anak-anak yang meninggal tersebut lebih disebabkan pada penyakit utamanya (komorbid).
"Memang datanya mereka positif Omicron. Hanya saja penyebab utama mereka meninggal karena penyakit bawaan. Misalnya ada bayi yang meninggal memiliki sesak nafas, kemudian bayi prematur. Mereka meninggal dunia, nah saat di swab hasilnya positif. Jadi mereka punya penyakit komplikasi," lanjutnya.
Pada dasarnya, anak-anak yang meninggal tersebut sudah memiliki kondisi kesehatan yang kurang baik akibat penyakit yang mereka derita.
"Sebelum kena Omicron memang kondisi kesehatannya sudah kurang ya. Ditambah lagi, kebanyakan mereka masih bayi," ujar Sjamsul.
Sementara itu data hingga 28 Februari terdapat 207 anak di Jatim yang terpapar varian Omicron.
Meski demikian, untuk saat ini tren warga yang terpapar Omicron cenderung menurun. Seperti yang terjadi di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Pahlawan Surabaya.
"Trennya menurun. Sebagai gambarannya misalnya di RSUD Dr Soetomo itu menurun untuk pasien yang terpapar Omicron. Di RS Haji turun, di Husada Utama juga menurun. Ini untuk keseluruhan pasien ya," pungkasnya.