Rubik Muhasabah - Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur syariatnya melalui kitabullah dan sunnah yang dicontohkan Rasulullah SAW. Sehingga perkara baru (Bid'ah) yang tidak sejalan dengan tuntunan Kitabullah dan sunnah pasti ditolak. Hal ini dijelaskan dalam hadits 05 Arba'in Nawawiyah. Berikut redaksi lengkapnya:
Hadits 05 Arba'in Nawawiah
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Terjemah hadits:
Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya ), maka dia tertolak. (Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak).
Catatan Mengenai Bid'ah
Bid'ah adalah perkara baru dalam urusan agama Islam yang tidak mempunyai dalil dari al-quran serta tidak pernah dicontohkan oleh Nabi SAW semasa hidupnya. Perkara ini menyangkut segala macam urusan baik perkara ibadah, aqidah dan muamalah. Oleh karena itu Ulama Syafi'iyah membagi bi'dah menjadi dua, yaitu bid'ah hasanah (baik) dan bid'ah dlolalah (buruk) dalam urusan ibadah ghairu mahdlah.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits:
1. Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak.
2. Larangan melakukan perbuatan bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at.
3. Islam adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’ (mengada-adakan sesuatu tanpa dalil) dan Rasulullah SAW telah berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada.
4. Agama Islam adalah agama yang sempurna tidak ada kurangnya.
Wallahu A'lam.