Warnabiru.com - Kerap kita jumpai istilah di media sosial yang menyatakan jumlah follower 10K. Atau waktu nongkrong di Cafe waktu buka puasa bareng, ada papan dengan tulisan mie goreng spesial 12K, misalnya. Bagi yang awam pasti mengernyitkan dahi, sungkan bertanya, asal bayar saja di kasir. Nah, agar tidak salah lagi, ternyata arti di belakang angka tadi itu artinya ini.
Mahfum kalau di media sosial seperti instagram, youtube atau twitter, ada istilah yang menyertakan huruf K di belakang angka. Langsung saja, untuk tulisan 1K, itu artinya 1.000 akun yang menjadi follower, 10K = 10.000, 100K = 100.000, 1000K sama dengan 1.000.000.
Jadi K di belakang angka adalah Kilo yang artinya ribu. Kilogram = 1.000 gram, Kilometer = 1.000 meter, Kilobyte = 1.000 byte dan seterusnya.
Sama halnya dengan di Cafe atau tempat perbelanjaan lainnya, harga kadang di tulis IDR 100K, apalagi artinya, 100 K saja baru paham ditambah lagi ada istilah IDR.
Bagi yang belum tahu, IDR merupakan singkatan dari Indonesia Rupiah, sesuai dengan kode resmi mata uang Indonesia berdasarkan ISO 4217.
Sekarang baru ngeh, kalau ada barang lantas ada tulisan IDR 100K berarti harga barang tersebut 100 ribu rupiah.
Umumnya, IDR digunakan pada barang yang diperjualbelikan secara internasional, sehingga perlu menambahkan IDR. Namun, saat ini, penggunaannya meluas bahkan jadi sebuah trend, dapat dijumpai di tempat perbelanjaan, cafe atau resto.
Selanjutnya, ini paling penting, kenapa harus pakai huruf K di belakang angka?
Jawabannya sederhana, untuk memudahkan penulisan harga sehingga tidak menjadi terlalu panjang, atau terlalu banyak angka nolnya.
Asal Muasal
Dari berbagai sumber, seperti kita tahu, huruf “K” digunakan untuk menyatakan ribuan serta merupakan salah satu unit pengukuran dalam Sistem Satuan Internasional atau SI (Système international d’unités) dari kata “Kilo”.
Berasal dari bahasa Yunani (Greek/Greece). Kata aslinya ditulis “χίλιοι” dan dibaca “cilia” /“Chilo”. Yang mengadaptasi istilah ini pertama kali adalah grup riset Antoine Lavoisier pada tahun 1975.
Kemudian diperkenalkan oleh sistem metrik perancis pada tahun 1979 yang dipakai hingga saat ini.
Namun ada pula yang menyebutkan jika penggunaan huruf “K” untuk menyatakan "ribuan" diperkirakan dimulai sejak pertengahan 1940-an. Catatan menunjukkan, "K" sebagai ribu ada dalam glosarium buku teks Basic Electrical Engineering terbitan McGraw-Hill's pada tahun 1945.
Dua tahun berselang, perusahaan elektronik Radio Corporation of America (RCA) memasukkan "K" dalam glosariumnya, Common Words in Radio, Television, and Electronics.